Minggu, 31 Maret 2013

WHEN THE DARKNESS COME [FANFIC PART5/END]


PART 5
Annyeong~ masih ingat dengan WHEN THE DARKNESS COME?? Ini dia lanjutannya. *author dikeroyok gara-gara lama banget publishnya* kkk
Mianhaeyoo… author sibuk dengan scenario yang memusingkan kepala. Jadi ampe lupa punya tanggungan 1 part lagi. Yup!! THIS IS THE ENDING OF THE STORY!! J


ENJOY
“kau mau menikah denganku?” Tanya Junho pada Hye Soo
“iya oppa. Apa oppa tidak mau?” Hye Soo menatap dalam kedua mata sipit junho
“Kkk~ bukannya kau menolak tapi—biarkan aku yang melamarmu saja. Bagaimana?” Junho tersenyum sangat tulus. Ia membuat para readers mimisan *lhoh
“benarkah, oppa?” Tanya Hye Soo yang masih tak yakin
“tidak mau ya?” Junho sedikit manyun seperti saat ia hendak mencium gomaeng
“Tentu— aku mau. Tapi, apa oppa serius? Oppa berjanji?” Hye soo kembali bertanya untuk meyakinkan dirinya bahwa yang dikatakan Junho bukan sebuah lelucon yang Junho buat untuk membuatnya senang dan justru lalu membuatnya mati kegeeran.
“aku janji” junho kembali tersenyum dan senyumannya kali ini membuat hye Soo tersipu semburat merah tampak di kedua pipinya yang mulai mengurus itu. Sepanjang perjalanan, mereka hanya membicarakan hal-hal yang mereka ingin lakukan setelah ini. Tak lupa rencana membatalkan pernikahan Hye Soo dengan MinJun.
-


-

Drrrt.. Handphone milik Junho bergetar. Seketika membuat percakapan mereka berdua pecah dan mereka saling bertatapan. Junho segera mengambil HPnya dan mengklik tombol terima tanpa melihat siapa yang menelfonnya.
“Yeoboseo?”
“Junho!”
“Ah~Nichkhun??”
“Dimana kau?”
“aku dijalan”
“aku sudah sampai”
“baguslah”
“bagus apanya? Aku diusir oleh satpam mu”
“Bwahahaha”
“kenapa kau malah tertawa. Cepat kemari”
“Khun”
“ya?”
“kau bisa bernyanyi kan?”
“Sedikit”
“aku punya lagu”
“lalu?”
“mari kita duet”
“apa?”
“kau tidak mau? yasudah”
“ehhh tentu mau”
“baguslah”
“lalu bagaimana?”
“aku sebenarnya sudah lama ditawari oleh pemilik JYP ENT untuk membuat album. Tapi aku tidak ingin sendiri. Aku ingin memiliki teman duet”
“benarkah?”
“apa aku terlihat tidak serius?”
“lalu kapan kita rekaman”
“besok kita langsung kesana”
“Apa?”
“apa lagi?”
“tidak! ITU SANGAT KEREN”
“baguslah”
“HEY SIPIT!! Sebentar!! Aku mau bilang kalau tadi mobilmu mogok!”
“lalu?”
“ya aku meninggalkannya di bengkel. Untung saja tak jauh”
“sudah?”
“iya”
“yasudah”
“DASAR SIPIT!!!!!!!!”
“terserah kau saja”
“cepat pulang!! Jangan macam-macam dengan yeoja itu. Kau masih punya banyak mimpi kan?”
“apa maksudmu? Hah? Aku tak akan melakukan apapun padanya bodoh!!”
“hehe.. hanya bercanda.. ya antisipasi agar aku tak gagal menjadi penyanyi”
“tuuuttt”
“ehhh.. dia marah padaku ya? hish.. dasar sipit. Selalu saja begini. Dia sangat sensitive. Aku tidak bisa bayangkan jika aku akan menadi teman duetnya. Apa aku akan tehan meghadapi bokong besar itu? Hm~ mudah-mudahan saja” gumam Nichkhun

-

-


“TIIIINNN.. TIIIIIINNNN” Suara itu berkumandang saat junho datang. Huh, satpam gila itu langsung saja membukakannya. Tapi, Junho kan memang majikannya. Apa salahnya? Aku sial. Kenapa harus bertemu orang se-menyebalkan junho. dia masuk begitu saja tanpa memperdulikanku. Dia malah membawa wanita itu masuk pula. Jangan-jangan. Tidak mungkin. Aku sangat mengenal Junho. Dia tak mungkin begitu. Huh!! Sialnya aku dikacangin. Bukannya cemburu. Hanya saja saat mereka masuk satpam itu masih saja tidak memperbolehkanku masuk. Dasar Junho! dia malah langsung masuk ke rumahnya. Terpaksa aku menelfonnya lagi. Aku semakin gila mendengar dia berbicara tidak jelas. Tuhan. Ternyata aku salah sambung. Ah! Sial! Kucoba lagi dan “Maaf pulsa anda tidak cukup untuk blablablabla..” Lengkap penderitaanku. Sepertinya aku memang harus menunggu Junho menyadari ada yang hilang. Tapi kapan ia akan menyadari bahwa ada aku disini? Aku hanya bisa berjalan mondar-mandir seperti setrika. Satpam itu pun selalu mengawasi setap pergerakanku. Sial. Aku jdi tak bisa masuk diam-diam. Dijelaskan pun dia tak akan mengerti. Sudah berapa kali aku mengucapkan kata sial. Aku capai. Akan ku ganti menjadi Damn!! Biar readers berkata apa. Aku kan lebih pintar bahasa inggris daripada junho. wajar saja kan? :P
-

-

Pukul 2PM. Padahal aku menunggunya sejak pukul 10. Dia keluar rumah dan aku langsung berteriak kepadanya. Aku sangat kesal. Ku tabok pantatnya yang besar itu. Satpam rese itu masih saja ikut campur. Ia tiba-tiba menangkapku dan mengataiku orang gila. Hey!! Siapa yang gila? Aku? Yang benar saja. Yang gila itu majikanmu!! Dan KAU!! Satpam Bodoh! Tak terima dengan semua ini aku segera meminta junho meminta maaf padaku namun, ia sangat licik. Ia mengancamku. Ia bilang jika aku manyuruhnya minta maaf berarti aku harus menjadi satpamnya. Bagaimanapun aku bukan siapa-siapa dirumahnya. Akupun mencabut perintahku tadi dan segera masuk. Satpam masih saja belum percaya terhadapku. Junho akhirnya angkat bicara dan satpam itu percaya. Satpam itu bernama Jo Kwon. Sudah badannya kecil, aneh, menyebalkan, hidup pula. Aku heran kenapa junho mau mangangkatnya menjadi satpam.




-




-



Sudah  dua tahun aku di korea. Namun, aku masih belum tahu dimana Min sekarang. Aku sangat khawatir namun sekarang aku sudah punya kesibukan sendiri. Aku sekarang sedang menjalani rutinitasku sebagai penyanyi bersama Junho. aku sangat berterimakasih padanya karena telah membuatku menjadi terkenal seperti sekarang ini. Semoga min telah melihatku di TV.


-



-



Chansung PoV
“Maafkan aku saenggie. Karena akulah kau tidak bisa bersama Nichkhun. Aku yang salah. Aku mohon maaf karena telah membuatmu kecewa. Maafkan aku. Aku janji aku akan menjadi mata bagimu. Aku jannji jika Nichkhun datang untuk mu dan mau menerimamu kembali aku akan meminta maaf padaya. Aku berjanji akan berlutut padanya. Tapi apa mungkin? Sekarang dia sudah sangat terkenal. Saenggie bersabarlah. Kau itu cantik. Kau pasti bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari Wooyoung. Maafkan aku karena Wooyoung menipumu. Pilihanku yang itu sangat bodoh. Aku minta maaf. Andai aku bisa mengatakan semua ini kepadanya. aku sangat merasa bersalah. Aku tak pantas menjadi kakaknya” Chansung bergumam di depan pintu ruang inap Min. Beberapa bulan yang lalu Min kecelakaan saat sedang bersama wooyoung. Wooyoung. Namja yang ku anggap sebagai pasangan yang paling sempurna untuk Min telah mengecawakanku. Aku tak habis piker. Dia telah berjanji padaku namun dia malah lari setelah Min difonis buta seumur hidup. BAD BOY!! Aku takkan pernah memberi maaf padanya.

-

-

Normal PoV
Chansung mendengar ada yang aneh di dalam  ruang dimana Min dirawat. Ia pun memanggil min memastikan tak aka nada apa-apa. “Min?” panggil Chansung yang mendengar suara dari dalam ruang rawat. “Oppa!! Kesini!!” Min sedikit berteriak dengan bersemangat. “ada apa adikku? Kau terlihat sangat bahagia?” chansung menghampiri adiknya dan mengelus rambutnya. Chansung berdiri di samping kasur Min. “Oppa!! Nichkhun!!” kata Min sambil tersenyum bahagia penuh arti. “Nichkhun?” Chansung sedikit bingung. “Sudah lama ia tidak megucapkan nama itu dan tiba-tiba saja ia mengucapkannya. Apa yang terjadi padanya? Apa dia sudah lupa aku membenci Nichkhun?” hati Chansung bertanya-tanya. “oppa!! Jika nichkhun oppa kembali kau akan merestui hubungan kami oppa?” Tanya min sambil tersenyum dan tatapan yang arahnya sudah tak menentu. Chansung memegang erat tangan Min. ia merasa sangat kasihan dengan adiknya. Ia pun langsung meng-iya-kan nya dengan menganngguk. “oppa? Apa kau mengangguk atau sebaliknya?” Tanya min pada chansung dengan masih tersenyum bahagia. “Iya, saenggie~ aku akan merestui semuanya. Bahkan aku akan meminta maaf pada Khun kalau dia datang dan mau menerimamu kembali” ungkap Chansung tanpa ragu dan ia memeluk Min.
“oppa? Kenapa memelukku?” Tanya min
“aku menyayangimu, adikku” jawab Chan
“lalu apa yang membuatmu sangat senang hari ini, saenggie?” lanjut Chansung
“Oppa~ aku merasakan kehadiran Nichkhun-oppa. Aku yakin dia disekitarku. Apa di ruangan ini ada Nichkhun, oppa? Aku dapat merasakan kehadirannya, oppa! Chansung-oppa!! Kau percaya padaku kan?” jelas Min panjang lebar
Mami gattaneun geon algo isseotjiman
Mae beon eotgalligo YEAH
Mal eopshi seororeul baraman boneun geotdo
Ijeneun jichyeosseo

Every day, every night
Neomani nareul chaeul su inneun geol
It's alright, it's alright
Ijen nae mameul jeonhalke daedabhae jweo
“Oppa!! Nichkhun!! Dimana dia sekarang oppa? Dia disini kan?” Tanya Min sambil menggenggam erat tangan Chansung.
“Min, dengar aku. Nichkhun sekarang penyanyi, yang kau dengar memang suaranya namun hanya lagunya, saeng” kata chansung. Kata-kata kakaknya itu sangat menusuk hatinya. Tadi ia sangat yakin akan kehadiran Nichkhun.
“benarkah itu, oppa?” Tanya min tak sesemangat tadi
“Tidak, Min! dengar lah Baby give it to me
Jjarithameul naege jweo
Neowa hamkke hal geoya
Naege dagawa jweo
Jigeum I sunganmaneun
Dareun saenggakhajima
Nan~ nan~ neoman isseumyeon dwae
Nan~ nan~ I wanna feel your love
” Nickhun pun keluar dari tempatnya bersembunyi.
“Chansung-oppa. Apa itu lagu atau hanya rekaman?” Tanyanya
“Saenggie~ Nichkhun datang” jawab Chansung yang masih terkejut dengan kedatangan Nichkhun.
“Oppa? Nichkhun-oppa? Apa kau disini? Dimana oppa? Dimana dia?” Min meraba-raba sekelilingnya. Ia pun meraih tangan yang sangat tak asing baginya. “Khunnie-oppa. Kemana saja kau? aku merindukanmu. Oppa! Peluk aku” Pinta Min manja. “Aku juga merindukanmu” Jawab Khun lembut dan lagsung memeluk Min. “Tapi, oppa~ sekarang aku bukan pacarmu lagi. Dan apa oppa tahu aku buta? Aku tak bisa melihat apapun lagi? Aku hanya bisa melihat kegelapan untuk selamanya” nada bicara Min melemah. “Aku tahu itu, makanya aku datang untuk mengisi kegelapan hatiu. Aku bukan siapa-siapamu lagi. Itu sekarang. Namun akan berbeda dengan nanti. Aku yakin kau akan menkadi milikku selamanya. Maukah kau menjadi pacarku lagi? Maukah kau menikah denganku? Sehidup semati denganku”


THE END





Ciaaaatt!!! UDAH SELESAI NIHH…GIMANA ??? COMMENT, nde??? GAMSA
*PELUK JUNHO* jangan lupa COMMENT.. KALO GAK KOMEN BUKAN HOTTEST!! BUKAN KPOPERS ASLI!! :P

Sabtu, 30 Maret 2013

We are Same (Oneshot)




This is my second FF Oneshoot, dan sama dengan yang pertaman FF ini gak lama-lama buatnya, jadi ya maaf jika jelek atau gaje. hehe


Enjoy this

Pagi yang dingin menyambut Junho yang sedang bangun dari tidurnya. Wajar saja udara sangat dingin, karena musim semi sudah di gantikan oleh butiran salju yang sangat dingin. Termometer ruangan di kamar Junho menunjukkan suhu -20 C. Junho dengan malas-malasan bangun dari tempat tidurnya, dia tidak pergi ke kamar mandi seperti biasanya. Junho merasa tubuhnya beku karena dinginnya udara saat itu.
“Eomma!!” Junho memanggil ibu yang paling disayanginya “Eomma!!” Junho terus memanggil ibunya namun, tak ada jawaban dari orang yang dari tadi dipanggilnya.
“Sepertinya sudah pergi” Junho bergumam sendiri dan menghampiri meja makan. Udara yang dingin membuatnya ingin memakan sesuatu yang hangat dan berharap dapat menghangatkan sedikit badannya. Junho sudah mengobrak-abrik isi dapur tapi dia tak dapat menemukan sesuatu yang hangat. Alhasil dia memesan makanan cepat saji.
‘DRRTTT..... DRRTTT.......’
Telepone Junho bergetar, dia tak melihat nama yang tertera dalam layar teleponnya dan langsung mengangkatnya
“Yoboseo.....” kata Junho malas-malasan
“Ya!! Kau ada di rumah?? Sepi nih di rumah, gue main ke situ ya??” suara di sebrang terdengar menggebu-gebu
“Nuguseo??” telmi Junho kumat lagi
“Babo ya?? Your twins JANG WOOYOUNG!” suara yang terdengar sangat PD
“Ohh, okok. Tapi bawa makanan ya?? Di rumah gak ada makanan nih, laper!! Mana nyokap gak ngasih makanan lagi”
“Dasar kau ini!! Emangnya aku ini bank apa?? Aishh...”
“Mau gak nihh??”
“Baiklah! Awas ya kalo ntar makananya kau habisin sendiri”

-

Setelah bersabar menunggu Wooyoug dan delevery ordernya cukup lama, datang juga yang Junho inginkan. Junho tidak langusng memakan pesanannya, karena dia sedang menunggu Wooyoung yang katanya mau datang. Mereka memang sangat dekat, mereka sudah kenal sejak mereka masih bayi *maksudnya orang tua mereka deket banget jadi anaknya ikutan deket dehh*
Sejak saat itulah mereka kemana-mana bersama, pokoknya seperti saudara kembar yang gak bakalan kepisah dehh. Saat ini Junho sudah punya orang yang lebih di sayang dari pada Wooyoung, dan Junho lebih sering pergi sama orang itu dari pada Wooyoung. Orang itu adalah Min, wanita yang bisa menaklukkan  hati Junho yang sekeras batu. Makanya saat ini, Junho sangat merindukan kembarannya itu. Bagaimanapun juga sudah hampir 3 bulan mereka gak keluar bareng. Tapi hal itu gak membuat si Wooyoung marah, karena dia juga sudah punya orang lain, orang itu adalah Jieun. Entah mereka memang sehati atau bagaimana, sampai-sampai yang satu punya pacar yang lainnya ikutan aja punya pacar. Benar-benar anehh.
Tujuan sebenarnya Wooyoung ingin bertemu Junho adalah meminta saran untuk memberi kejutan 100 hari jadi dia dengan Jieun. Wooyoung datang dengan banyak makanan, dia tahu bahwa Junho makannya banyak banget *mian bang Junho* dan tahu kalo Junho itu susah gendut. Jadi, makan sebanyak apapun tetep kurus aja badannya. Setelah bercerita banyak, Wooyoung mulai meminta pendapat Junho.
“Astaga!! Lupa!! 7 hari lagi 100 hari jadi gue sama Min. Harus ngapain nihh???” Junho muai bingung
“Enak kau masih 7 hari nah gue?? 6 hari broo”
“Alah sama aja”
Keduanya terus memutar otak mereka agar mereka terkesan romantis di hadapan cewk mereka nanti. Setelah hening lumayan lama, ada juga ide yang cemerlang dari kepala Junho
“Pura-pura lupa aja gimana?” Junho tersenyum penuh misteri
“Maksud lu pura-pura gak tahu gitu? Bisa bubaran gue ntar” Wooyoung menolak mentah-mentah ide Junho
Dengan sedikit kesabaran Junho menjelaskan semua ide yang ada di kepalanya. Walau pun awalnya tidak setuju, akhirnya Wooyoung setuju juga seteah di beri penjelasan yang begitu detile.

Keesokan hrinya mereka mulai sibuk dengan semua urusan untuk mempersiapkan kejutan bagi pacar mereka masing-masing. Hingga D-2 mereka tetap berpura-pura tak tahu dan menganggap semuanya normal.
Drrttt......
Telepone Junho bergetar, Junho kaget dengan nama yang tertera di ayar itu.
“Yoboseo..?” Junho berkata sebiasa mungkin
“Yoboseo, mmmm.. bisakah kita bertemu hari ini?” suara di sebrang terdengar bergetar mungin karena kedinginan
“Baiklah! Ke cafe biasa ya? Sekarang?” Junho langsung bergegas menuju tempat yang dia biang tadi.
Sepertinya Junho datang terlalu cepat, Min belum juga sampai di cafe tersebut. Junho mengambil tempat duduk biasanya, di dekat cendela yang menghadap lurus ke langit barat. Karena di sana pada jam segini akan terihat sunset yang begitu indah. Sekitar 15 menit kemudian, Min datang dengan kepala tertunduk. Entah apa yang membuatnya tidak sesenang biasanya jika bertemu dengan Junho.
“Oppa.. se-seprtinya... kita tidak bis bertemu lagi” Min berkata sangat pelan dan dia kira Junho tidak mendengarnya
“Mwo? Aku tidak salah dengar kan?” Junho tak percaya dengan pendengarannya
“Miann” kata Min berlalu, air mata membasahi pipinya tapi hanya ini jaan yang tebaik untuk mereka berdua.
Junho masih berdiam diri di tempat duduknya, dia masih tak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia sudah menyiapkan semuanya demi hari itu, tapi 2 hari sebelumnya Min bilang tidak bisa bertemu lagi. Junho masihingin melihat Min tersenyum kepadanya, masih ingin melihat Min menangis khawatir jika Junho tak memberinya kabar, dan masih banyak hal yang dia ingin akukan bersama Min. Junho masih beum bisa berfikir jernih, kenapa semuanya terjadi pada saat seperti ini. Dia masih ingin Min berada di sampingnya karena dia begitu mencintai dan menyayangi gadis itu.
Kenangan 100 hari mereka terhenti dalam waktu 48 jam, semua lagu cinta yang pernah mereka dengarkan menjadi lagu-lagu yang sedih. Semua kenangan itu masih terekan jelas dalam ingatan Junho, selamanya tak akan hilang dari ingatannya. Junho pulang dengan wajah yang begitu murung dan sedih, saat dia munuju tempat yang sering dia habiskan jika sedang ada masalah—atap sekolah.

-

Di sisi lain, Wooyoug sedang melihat wanita yang dicintainya bersama seorang namja lain. Awalnya Wooyoung mengira namja itu hanya saudara Jieun, tapi setelah di perhatikan lebih seksama, mereka terlihat begitu mesra sebagai seorang saudara. Wooyoung memberanikan dirinya untuk menghampiri Jieun. Waktu Jieun melihat Wooyoung ada di sebelahnya, raut muka Jieun menjadi takut dan bingung. Kenapa Wooyoung bisa di sini? Memang awanya Wooyoung berpamitan pada Jieun untuk pergi bersama keluarganya, tapi itu semua hanya sebuah alibi untuk menutupi rencana besarnya pada har 100 mereka. Namun, tuhan berkata lain Wooyoung di perlihatkan keadaaan yang sesungguhnnya.
Dengan kemunculan Wooyoung di depan Jieun dan pacarnya itu sudah membuat Jieun merasa menang dengan menduakan Wooyoung, namun Wooyoung tak ambi pusing untuk semua itu. Karena semua bukti itusudah cukup baginya, dan tanpa mengucapkan kata perpisahan semuanya sudah jelas. Wooyoung Jieun GAME OVER!
Wooyoung berjalan lunglai menuju tempat dimana dia sering menghabiskan waktu saat bolos kelas yang tidak dia sukai, dan dia akan meminta Junho untuk berbohong kalo guru bertanya. Tempat itu adalah atap sekolah, tempat yang sedang di tuju Junho. Wooyoung mulai duduk di sudut bangunan dan menghirup udara segar, udara yang beum tercemar polusi udara.
“Wooyoung? Ngapain lo di sini??” Tegur Junho seperti tak ada apa-apa
“Sakit hati bro!!” jawaban yang singkat tapi jelas
“Wae? Bukannya besok adalah hari kejutan?” j=Junho semakin penasaraan
“Jieun.... “ kata-kata Wooyoung mengantung
“Apaan?” Junho terus mendesak Wooyoung
“Jieun punya cowok lain. Ternyata Jieun uda jadian waktu gue tembak” suara Wooyoung melemah
“Bwh.. hmphhh.... hahahahaha” Juno tak bisa menahan tawanya
“Kenapa tertawa lu?? Seneng liat gue sedihh” Wooyoung naik pitam
“Witss... santi broo. Sepertinya kita itu emang sehati! Waktu gue dapet pacar, lu juga ada gebetan. Nahh waktu lu putus sama tuh cewek, gue juga!” kata Junho santai
“Jjinja?? Jadi lo putus juga sama pacar lo itu??” Wooyoung setengah tak percaya
“Yupp, barusan juga gue di putusin” perasaan Junho sudah tak seburuk tadi, karena Wooyoung lebih parah cara mutusinnya
“Sepertinya kita selau samaan ya?? Dapet pacar bareng eh di putusin bareng lagi!!” seru Wooyoung sambil tertawa
Sepertinya Tuhan tak mau memisahkan persahabatan mereka yang sudah terjalin begitu lama. Bayangkan saja, setelah mereka mempunyai pacar masing-masing mereka jadi jarang main bareng, nongkrong bareng, ngerjain orang bareng, bolos sekolah bareng, godain cewek-cewek bareng, pokoknya banyak dehh. Mungkin ini rencana Tuhan untuk mengembalikan kebersamaan itu lagi, walau harus menyakiti hati mereka. Mungkin tuhan akan memberika wanita yang lebih baik dari pacar mreka sebelumnya dan yang pasti gak akan merenggangkan hubungan persaudaraan mereka berdua.

how it is?? dont be a silent reader, do leave a comment ^^

Rabu, 27 Maret 2013

TWITTER UPDATE

RT : 곧 드라마 시작이네요..^^ 이번주가 벌써 마지막 주네요!! 여러분 오늘 내일 본방사수 할꺼죠? 으흐흣

RT Drama will start soon.^^ This is the last week already! You'll watch it real time tomorrow right?

2PM_COMEBACK TRAILER



Or you can see on youtube 2PM's COMEBACK




SUPPORT 2PM !!! LIKE, COMMENT, and SHARE IT!!!

Just Be My Dream (one shoot)



Annyeog!! silahkan dibaca ya. in FF saya buat hanya dalam waktu 1 jam. so, jangan kaget kalo ceritanya amburadul ya, XDD

castnya bisa di temukan sendiri ya,, hehehehe
 Enjoy this FF....


Aku mulai menulis beberapa kata dalam kertas yang sedari tadi teronggok di atas meja. Entah kenapa bayangannya muncul kembali dan membuat pikiranku kacau. Tanpa kusadari kertas itu penuh dengan kata-kata indah dan seperti lagu. Aku mencoba menghilangkan bayangannya dari pikiranku dan mencoba untuk serius dalam belajar. Tapi semakin aku mencoba untuk menghilangkan bayangannya, dia semakin jelas dalam pikiranku.
Yupp, gadis itu! Gadis yang membuatku kacau dan setiap aku melihatnya jantung ku serasa meloncat dan hilang entah kemana. Gadis yang selama ini aku kagumi dan aku sukai sejak aku masih duduk di bangku SMP. Aku sebenarnya sudah memilih sekola yang berbeda darinya, tapi entah ini takdir atau bukan. Dengan tiba-tiba saja dia pindah di sekolahku dan menjadi teman sekelasku, sebangku malahan. Memang sepertinya tuhan punya rencana indah untukku.
Aku berjalan menuju tempat yang paing aku sukai dan aku banyak menghabiskan waktuku di sana. RUANG MUSIK. Di sanalah aku mulai merangkai nada-nada indah.
Tak terasa sudah berjam-jam aku duduk dan menekan tuts-tuts piano ini, namun nada-nada itu tak juga menjadi indah. Seindah wajah cantiknya.
“Minjun-a ayo makan malam dulu!” suara lembut Eomma mengagetkanku
Aku adalah anak tunggal, jadi tak heran jika orang tuaku sangat mengkhawatirkan dan sayang kepadaku. Namun kadang-kadang aku juga tidak suka diperlakukan seperti itu. Karena aku merasa seperti anak kecil yang masih perlu pengawasan dari orang tua. Bayangkan saja umurku sudah hampir 18 tahun, tapi aku tak boleh berangkat sekolah sendiri. Masih mending aku ini perempuan, aku ini LAKI-LAKI TULEN!!
Tapi apa daya? Aku hanya seorang anak yang tak boleh meawan orang tua, aku juga tidak mau bernasib sama seperti MALIN KUNDANG yang dikutuk menjadi BATU karena durhaka kepada orang tua. *sejak kapan Minjun tau tentang Malin Kundang ya??* jadi turuti saja kata orang tua.
Aku bergegas turun ke ruang makan, ada yang berbeda di ruang makan kali ini.
“Eomma! Kenapa ada banyak makanan di sini? Mau ada hajatan??” tanyaku pada Eomma bingung
“Ahh tidak, Eomma hanya mengundang tetangga sebelah untuk makan malam bersama” jawab Eomma sambil terus menata meja
“Tetangga sebelah? Bukannya rumah itu belum ada yang menghuni??” aku bertambah bingung dengan perkataan Eomma barusan
“Baru hari ini mereka pindah, kamu sih di ruang musik terus. Jadi gak tau kan kalo ada tetangga baru” jawab Eomma tanpa menoleh sedikitpun kearah ku. Palingan juga cuma pengantin baru yang pindah. Sambil menunggu si tetangga baru datang aku menyalakan televisi, karena saking tak pernahnya nonton TV aku sampai bingung mau nonton apa. Gak ada acara bagus yang pantas di tonton.
“Tingg toong”
Bunyi bell melengki di seluruh isi rumah *jadul banget bunyi bellnya*
Eomma segera membuka pintu, pertama aku tak tertarik dengan siapa tetangga yang datang malam ini. Yang aku pikirkan hanyalah aku bisa makan secepatnya karena, aku sudah kelaparan dari tadi.
“Minjun-a, sini!!” kata-kata Eomma mengharuskan ku untuk pergi ke depan pintu dan menyambut mereka datang. Dan yang aku lihat adalah....
“Annyeong” lembut suaranya mebuyarkan lamunanku
“Ah-annyeong” kata ku gugup
Dia adalah gadis pujaanku yang sudah lama aku sukai!!

-

Seteah makan malam itu aku tak bisa tidur, aku terus teringat bagaimana cantiknya dia. Tanpa ku sadari, aku mulai menekan tuts-tuts pioano itu lagi. Dan lagu ini benar-benar jadi!! Aku bahkan tak percaya aku bisa menyelesaikan lagu ini hanya dalam beberapa menit. Ternyata cinta memang ajaib!
Aku mulai bernyanyi lagi dan lagi, untuk memastikan lagunya benarbenar enak untuk di dengarkan.
Hampir semalaman aku tak tidur dan hanya duduk di depan piano dan sekali-kali menekan tuts-tuts pioano itu. Hari ini aku sudah rapi pada pukul 6 pagi, padahal sekoah akan di mulai puku 8 pagi. Untuk apa aku rapi pada jam segini? Palingan nanti juga tidur lagi. Ku rebahkan tubuhku di atas ranjang, saat mataku mulai berat dan hampir tertutup...
“Minjun-aa!! Ada temanmu di luar!” Eomma berteriak dari dapur kurasa
Aku segera turun untuk melihat siapa teman yang di sebutkan Eomma tadi. Aku tak percaya dengan pengihatanku, apakah aku sudah katarak?? Aku terus berfikiran yang aneh-aneh, karena hal ini memang sulit untuk di percaya.
“Annyeong Minjun-ssi. Bisakah kita berangkat sekolah bersama hari ini?” suaranya terdengar malu-malu dan aku hanya terseyum melihat dia malu-maliu seperti itu
“Eomma!! Aku berangkat!!” seruku pada Eomma yang masi di dalam
Hari yang paling menyenagkan, bukan aku yang mengajaknya utuk berangkat sekolah bersama tapi dia! Aku mulai berfikir apakah aku terlalu pengecut??

Sudah hampir sebulan ini aku bertambah dekat dengannya. Sepertinya aku mulai tak tahan dengan perasaan yang terus mencoba untuk keluar dari dada ku. Setelah semalaman berfikir keras, ku putuskan untuk membiarkan perasaan itu keluar dari dada ku. Aku merekam lagu yang dulu pernah aku ciptakan dan aku aransemnt dalam waktu 1 hari.
Mungkin ini terlihat pengecut tapi kurasa inilah cara terbaik untuk meluluhkan hatinya. Aku mengirimkan rekaman lagu itu ewat post, karena gak mungkin juga di kasihin langsung. Kurasa rekaman itu sudah berada di tangannya, aku mulai berharap-harap cemas. Apakah reaksi darinya untuk ini.

Neoreul wihaeseoman bureuneun norae
Kkumeseodo neoreul manna nae sarangeul malhal geoya
Nae gyeote nega itdaneun ge kkok kkumman gata
Utneun neoreul bol ttaemada yeppeun neoreul bol ttaemada
Jogeumssik sarange ppajin nan
Jamdeulgi jeon saenggakhae neol nuneul gamgo noraehae neol
Neoui kkumi doego sipdago

Sebuah lirik yang sangat aku kenali terdengar dari sebelah rumahnku. Aku mulai mempunyai harapan, karena aku tahu itu lagu yang aku kirimkan padanya tadi pagi.
-
Minggu pagi yang cerah, aku berencana untuk mengungkapkannya secara langusng kepadanya. Namun, sepertinya Tuhan tak mengizinkan dia untuk menjadi milikku. Aku melihat seorang pria yang sedang menunggu di depan rumahnya. Aku yakin itu adalah pacarnya kenapa?? Karena tanpa ku sadari aku mulai menguping apa yang mereka bicarakan.
Kini semua harapanku runtuh dan hatiku hancur. Dengan kau hadir dalam mimpi-mimpiku aku sudah merasa kau adalah milikku dan biarkan aku masuk dalam mimpi mu. Walau pun kau tak akan pernah tahu siapa orang yang berada di mimpimu itu, namun aku tetap berharap kau akan sadar bahwa akulah cinta sejatimu.

Just be my dream forever, I dont know when you’ll realized that I’m your true love. But, I hope as soon as possible!!



how it is?? do you like??
dont be a silent readers, do leave a comment
Annyeongg!!!!!

Minggu, 24 Maret 2013

My Winter Love part 2


hai- hai, balik lagi nihh
enjoy this part 2 ok??

Prev part 1

“Oppa sudah 5 menit, ayo bangun apa kau tak mau bangun??” Haeyoung mulai panik “oppa?” Haeyoung muai menangis “Apa mimpi oppa sangat indah?? Hingga oppa tak mau bangun?? Bisakah aku dalam mimpi oppa juga??” Haeyoung mulai hilang kendali, dan mengguncang-guncang tubuh Junho yang tak berdaya.



FLASHBACK END

Part 2



-HY’s POV-

Ingatan itu muncul kembali, dan aku mulai menitikkan air mata ku
“Haeyoung-aa... uljima, kau tak boeh nangis lagi. Junho juga sedih jika kau nangis lagi” kata  khun Oppa mencoba meghantikan tangisku
“Oppa... apa Junho sudah bahagia di sana??” kataku sambil menatap Khun oppa denga tatapan sendu
“Aku rasa tidak, karna dia melihatmu menyakiti dirimu sendiri. Aku yakin dia sangat sedih, karna kamu seperti ini” ujar Nickhun oppa yakin
“Kurasa begitu, Junho oppa maafkan aku, karna aku menjadi seperti ini, tapi aku tak bermaksud seperti ini. Mulai hari ini aku akan hidup normal, walau tak ada kau di sisi ku” kataku sambil menatap langit
“Bagus, dengan begitu Junho akan bahagia sekarang” kata Khun oppa tersenyum “Besok kau akan mulai sekolah lagi kan?” lanjut Khun oppa
Aku hanya mengangguk pertanda ‘ya’

-NK’s POV-

Akhirnya Haeyoung mau beraktivitas lagi seperti semula. Walau aku tak melihat ada senyum ceria seperti dulu. Setidaknya dia punya semangat untuk hidup lagi. Pagi ini aku berencana mengantar Haeyoung ke sekolah, karna memang hanya aku satu-satunya keluarga yang dekat dengannya saat ini.
“Haeyoung-a...” panggilku tak sabar
“Nde!! Sebentar lagi oppa!” terdengar teriakan Haeyoung dari atas, tak berapa lama setelahnya Haeyoung muncul dengan sedikit tergesa.
“Kajja” kataku sambil membuka pintu mobil untuknya
Setelah mengendarai mobil 10 menit, sampai juga di sekolah Haeyoung. Kelihatannya dia sedang melamun, dan tak sadar jika sudah sampai di depan gerbang sekolahnya.
“Haeyoung-aa.....” kataku sambil melambaikan tanganku di depan wajahnya
“Ahh... wae?? Kita sudah sampai??” katanya gelagapan
“Nde” kataku sambil nyengir kuda
“Ahh, gomawo oppa” katanya sambil membuka pintu mobil

-HY’s POV-

Hari pertamaku setelah hampir seminggu aku tak masuk sekolah. Tak ada yang berubah disini, semuanya masih sama seperti dulu, jelas saja hanya seminggu aku tak masuk. Apa yang akan berubah disini??
“Haeyoung-aa!!!” seru suara yang sangat aku kenali, yup Suzy sahabat dekatku “Akhirnya kau berangkat sekolah lagi” katanya sambil memelukku
“Uljima...” kataku dingin dan melepaskan pelukannya, sampai saat ini aku masih belum bisa melupakannya. Aku masih susah untuk kembali seperti semula lagi
“Wae?? Kau masih sedih??” kata Suzy heran
Tanpa menjawab pertanyaannya aku langsung pergi meinggalkan Suzy. Aku langsung menuju kelasku. Selama perlajaran berlangsung aku tak memperhatikan guru yang mengoceh di depan, aku hanya memandang ke luar jendela. Aku masih mengingat-ingat kenangan-kenangnku bersama namja yang sangat aku cintai.
PLUUKKK...
Sebuah kertas mengenai kepalaku dan membuyarkan lamunanku. Ku ambil kertas itu, dan di dalamnya terdapat tulisan
‘bolehkah aku berkenalan dengan mu?’ begitulah tulisannya, aku hanya mengabaikan kertas itu dan menatap kosong ke papan tulis yang penuh dengan rumus-rumus.
Tanganku meraba kalung yang pernah di berika Junho padaku, ingatanku mulai bekerja lagi. Kalung yang paling aku sukai, dengan liontin berbentuk buliran salju, karna aku memang suka musim dingin dan salju.

FLASHBACK

Junho setengah berlari menghampiriku, aku hanya melambaikan tanganku padanya dan tersenyum.
“Mian.. aku terlambat” katanya terengah-engah
“Anii, aku juga baru sampai kok” kataku riang “Keundae, wae??” tanyaku penasaran
“Anii, mau kemana??” tanyanya langsung to the point
“Ke taman biasa aja ya??” ujarku dan langsung menarik tangan Junho
“Baiklah, Kajja!!!” kini gantian dia yang menarik tanganku dan kami setengah berlari, karena Junho berjalan sangat cepat
“Haeyoung-a.. sebenarnya ada suatu hadiah untuk mu” katanya sambil menerawang ke langit
“Mwo? Hadiah?? Hadiah apa Oppa??” tanyaku penasaran
“Coba kau tebak sendiri dan temukan!” tantangnya
“Huh?? Besar atau kecil??” kataku sambil terus mencari di tempat yang mungkin bisa untuk menyembunyikan sesuatu
“Cari saja, kau akan tahu sendiri nanti” katanya sambil terseyum dan membuat mata sipitnya menghilang
Tak terasa aku mencari terlalu jauh dari bawah pohon tadi
“YAA!! Kau mau kemana?? Mau kabur??” sebuah tangan menepuk bahuku
“Nde?? Kabur? Apa maksud Oppa?? Aku hanya mencari hadiahku” ujarku sambil terus mencari
“Sudahah, sekarang tutup matamu!” sahut Junho oppa dan membalikkan tubuhku yang mungil
“Mwo?? Tutup mata??” aku semakin bingung dengan Junho oppa
“Palli!” kata Junho oppa yang sebenarnya membuatku sedikit takut padanya
“Baiklah!” aku menuruti kata-katanya
“Sekarang buka matamu!” katanya beberapa saat kemudian
Aku membuka mataku dan mendapati kalung yang sangat indah tergantung di leherku
“Kyeoppta!” kataku terkejut dengan apa yang aku lihat
“Kau suka??” kata Junho oppa sambil tersenyum
“Nde! Gomawo Oppa!” kataku sambil memeluknya
“Sebernya aku tadi terlambat karena aku melihat kalung ini dan teringat padamu, kau suka dengan musim dingin dan salju. Kebetulan juga kalung ini memiliki liontin bola salju” jelasnya sambil terus memelukku
“Gomawo oppa!!” kataku sekali lagi

FLASHBACK END

Inilah benda satu-satunya yang Junho berikan kepadaku. Aku selalu memakainya, dan aku tak mau lepas dari kalung ini, karna aku percaya Junho juga akan marah pada ku jika kalung ini hiang.
Bell tanda pelajaran usai telah berbunyi dari tadi, namun aku enggan beranjak dari kursiku, aku masih ingin uduk di sini dan membanyangkan Junho berada di sini menghiburku. Tanpa kusadari sebuah air mata menetes di pipiku. Semakin aku membanyangkan Junho semakin aku menangis. Aku tak pernah bisa melupakan Junho walau hanya sedetik.

-WY’s POV-

Aku melihat gadis itu, ya gadis yang aku kira murid baru itu. Namun dia hanya tak masuk sekolah selama seminggu ini. Gadis itu menghadap jendela dan memandang langit, dia seperti menggenggam sesuatu di tangannya. Sebulir air mata membasahi pipinya yang putih. Ingin aku menyapanya. Namun, kaki ini tak mau di ajak kompromi, kaki ini seperti di lem dengan lem yang sangat kuat.
“Wooyoung-ssi, apa yang kamu lakukan disini??” sebuah suara memaksaku memalingkan pandanganku dari gadis itu
“Ahh.. anii” jawabku gugup
“Kau sedang memperhatikan Haeyoung??” katanya sambil senyam-senyum
“Anii, keundae apa yang kau lalukan disini??” kataku basa-basi
“Nega?? Ahhh... tadi aku disuruh Mr. Park untuk mencarimu” ujarnya sambil mengingat-ingat apa yang membuatnya ke sini
“Wae??” kataku penasaran
“Molla, kau segera ke sana saja” lanjutnya sambil mendorong tubuhku
“Gomawoyo” kataku sambil tersenyum

-

Tok.. tokk...tokk..
Aku mengetuk pintu ruangan Mr. Park, aku sedikit gugup. Apa yang telah aku lakukan?? Sepertinya aku tidak melakukan apapun yang salah, kataku dalam hati
“Dorawa!” suara Mr. Park membuyarkan pikiran-pikiran burukku
“Mr. Park anda mencari saya??” kataku ragu
“Ahh.. Wooyoung-ssi. Silahkan duduk. Aku memang mencarimu, ada sesuatu yang akan aku bicarakan padamu” katanya sambil membuka kaca matanya
Aku duduk dengan perasaan was-was
“Wooyoung-ssi, aku tahu kau punya bakat menari bukan??” ujarnya to the point
“Nde. Ada apa??” jawabku dengan muka bingung
“Sebentar lagi akan ada kompetisi dance, kau mau mengikutinya??” katanya sambil mencari-cari sesuatu di laci mejanya
“Sebenarnya aku tahu tentang kompetisi itu, tapi Appa tidak akan membiarkanku mengikuti acara seperti itu” kata ku jujur
“Wae?? Kau sangat bagus dalam hal menari” katanya kecewa
“Appa ingin aku meneruskan perusahannya, jadi dia tak pernah mengizinkanku untuk membuang-buang waktu dengan mengikuti acara seperti itu” kataku lesu
Sebenarnya aku sangat ingin mengikuti kompetisi itu, tapi Appa pasti akan segera mengurungku dan tak boleh keluar rumah, dan dia akan membuatku sekolah dirumah, seperti yang teah dia lakukan padaku 1 tahun terakhir ini. Sekarang aku bisa bersekolah di luar karena Eomma yang memintanya. Aku bersyukur Eomma sangat pengertian padaku.
“Baiklah, aku tak akan memaksamu. Andai saja Junho masih ada pasti dia akan antusias dan akan dengan senang hati mengikuti kompetisi ini” katanya menyesal
Junho?? Siapa Junho?? Aku bingung setengah mati, tak mengerti apa yang tak aku ketahi di sekolah ini. Kuberanikan diri untuk bertanya kepada Mr. Park
“Junho??” kataku menatap Mr. Park dengan tatapan penasaran
“Dia adalah keponakanku dan dia sangat suka menari, tapi Tuhan berkehendak lain....” katanya mengantung dapat kulihat matanya berkaca-kaca “Ahh... sudahlah. Sebaiknya kau pulang” lanjutnya cepat
“Baikah, permisi” kataku sopan

To be continued....


how do you think??
do leave a comment ok?? don't be a silent reader..

wait for paert 3 ok??
anyyeongg.....